Lalat buah ternyata menyukai bagian atas buah untuk meletakkan telur-telurnya

Tahukah Anda, bahwa seranggapun ternyata memilih bagian tanaman yang paling cocok untuk  meletakkan telur-telurnya. Penelitian ini menunjukkan bagaimana lalat buah Bactrocera dorsalis betina meletakkan telur-telurnya lebih banyak di bagian “atas” buah mangga (di dekat tangkai buah), dibandingkan di bagian tengah (pinggang) buah, dan pucuk bawah buah. Dari segi fisiologi buah, hasil tersebut menunjukkan bahwa sang induk memilih bagian buah yang paling masak dan tingkat kekerasannya juga paling rendah dibandingkan dua bagian yang lain, sehingga bisa ditembus oleh ovipositor untuk meletakkan telurnya. Selanjutnya, para penelitian juga menunjukkan fakta bahwa pertumbuhan dan perkembangan larva lalat buah lebih baik pada bagian atas buah dibandingkan dengan di bagian bawah buah. Sepertinya hal ini bisa menjadi jawaban bagi pertanyaan: mengapa membungkus buah (untuk menahan peneluran oleh lalat buah) tidak perlu dilakukan secara rapat, terutama dengan menutup bagian bawah buah. Cukup bagian atas buah yang harus diusahakan tertutup rapat. Rupanya, lalat buah lebih memilih meletakkan telur-telurnya di bagian atas buah!

****

(Sumber: Rattanapun,W.,W. Amornsak,& A.R. Clarke. 201 0. Is a mango just amango? Testing within-fruit oviposition site choice and larval performance of a highly polyphagous fruit fly. Arthropod-Plant Interactions 4: 35-44).

Insektisida imidakloprid memicu pertumbuhan individu kutu afid bersayap (alatae)

Bukti dampak insektisida pada serangga akan bertambah lagi dengan dipublikasikannya penelitian ini. Insektisida imidakloprid ternyata memicu pemunculan individu-individu kutu afid Aphis gossypii bersayap, meskipun keperidian (jumlah anakan per individu imago) berkurang. Masalahnya, jika individu bersayap bertambah, maka kemungkinan untuk bermigrasi ke sekitarnya juga meningkat bukan? Artinya, kemungkinan perkembangan koloni baru kutu afid di tanaman yang lainpun juga bertambah. Jadi, berhati-hatilah menggunakan insektisida jenis ini pada kutu-kutuan.

 

Aphis gossypii (agents.cirad.fr)

Sumber: Conway, H.E., T.J Kring, & R. McNew. 2003. Effect of imidacloprid on wing formation in the cotton aphid (Homoptera: Aphididae). Florida Entomologist 86: 474-476

Pengembaraan Kupu-kupu Raja dipandu oleh medan magnet

Kupu-kupu Raja, Danaus plexippus adalah salah satu serangga hebat. Bayangkan, mereka mampu mengembara sejauh 4000 km ke arah tenggara dari Amerika Utara untuk menghindari musim dingin yang mematikan. Bagaimana mereka (dalam sebuah rombongan besar) bisa menentukan arah tanpa tersesat? Selain dugaan bahwa mereka menggunakan panduan dari sinar matahari, penelitian Etheredge et al (1999) menguatkan dugaan lain bahwa mereka menggunakan medan magnet untuk menentukan arah. Kupu-kupu Raja tipe migratori yang diberi rangsang magnetik normal akan terbang ke arah tenggara (arah normal ketika mereka melakukan migrasi), sedangkan jika tidak diberi rangsang magnetik, mereka masing-masing akan terbang tak tentu arah! Beberapa penelitian juga menduga kuat adanya peranan magnetit (Fe3O4) yang umum terdapat pada beberapa organisme, misalnya pada otak lebah, rayap, ikan, beberapa jenis burung, manusia, dan beberapa jenis bakteria.

Danaus plexippus (sumber: kidsbutterfly.org)

(Sumber: Etheredge, J.A., S.M. Perez, O.R. Taylor, & R. Jander. 1999. Monarch butterflies (Danaus plexippus L.) use a magnetic compass for navigation. PNAS 96: 13845-13846).

Kotoran ayam ternyata mampu menarik perhatian nyamuk Culex!

Fakta unik tersebut diungkapkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cooperband et al (2008). Kotoran yang terasamkan (dengan pelarut air) mampu menarik tanggapan dari antena nyamuk tersebut. Delapan senyawa volatil aldehid, yaitu (E)-2-decanal, undecanal, dodecanal, tetradecanal, pentadecanal, hexadecanal, heptadecanal, dan octadecanal yang dihasilkan dari proses ekstraksi Solid Phase Micro dikabarkan merupakan senyawa yang bertanggung jawab terhadap tanggapan nyamuk tersebut. Bagaimana ya jika dikembangkan sebuah metode sederhana untuk mengekstrak senyawa dari kotoran ayam yang kemudian dapat digunakan untuk memerangkap nyamuk di rumah-rumah? Tentu banyak orang akan terbebaskan dari gangguan nyamuk!

Nyamuk Culex quenquefasciatus betina (sumber: arbovirus.health.nsw.gov.au)

(Sumber: Cooperband, M.F., J.S. McElfresh, J.G. Millar, & R. T Carde. 2008. Attraction of female  Culex quenquefasciatus Say (Diptera: Culicidae) to odors from chicken feces. Journal of Insect Physiology 54: 1184-1192).

Mencegah serangan Sitophilus oryzae pada beras

Oleh: Maylia Rachmawati

Produk beras simpanan mempunyai beberapa jenis pengganggu. Salah satunya adalah kumbang bubuk beras, Sitophilus oryzae yang bukan hanya merusak bulir-bulir beras namun juga mengurangi kualitasnya. Bagaimana cara pengendalian yang aman dan murah? Simak artikelnya dengan memesan di sini.

Sitophilus oryzae (en.wikipedia.org)

Rubrik Teknologi Pengendalian Majalah SERANGGA volume 1 nomor 3 (April 2011)

Dapatkan buku unik ini!

ADVERTORIAL

Perilaku kawin serangga adalah salah satu hal unik yang menarik untuk diamati. Doddy Estiara, salah satu sahabat Majalah SERANGGA adalah ahli fotografi menggunakan kamera HP dan berhasil menerbitkan salah satu hasil bidikannya. Ini dia profil sampul bukunya.

Karya-karya lain dari Doddy Estiara dapat Anda tilik di sini dan di sini. Anda yang tertarik dengan buku serangga yang unik ini dapat menghubungi penulis di nomor HP 085781429816 atau alamat E-mail doddyestiara74@gmail.com. Selamat menikmati.

Membungkus buah dapat mengurangi risiko serangan lalat buah

Salah satu teknik pengendalian lalat buah secara ekonomis adalah dengan membungkus buah, terutama jika harus diterapkan pada lahan sempit. Namun, meskipun tampak sederhana, teknik ini membutuhkan pertimbangan-pertimbangan tertentu agar hasil penerapannya optimal. Bagaimana caranya? Temukan jawabannya pada artikel yang dapat Anda pesan di sini.

Rubrik Teknologi Pengendalian Majalah SERANGGA volume 1 nomor 3 (April 2011)

E-book Kiat-kiat Sukses Berpresentasi terbit!

Advertorial

Buku berjudul Kiat-kiat Sukses Berpresentasi tulisan Nugroho Susetya Putra telah diterbitkan dalam bentuk digital (E-book). Buku yang mengupas tentang tips dan triks melakukan presentasi ini terdiri dari lima bab (diistilahkan dengan tema). E-book ini dapat dibeli secara bagian-per-bagian. Harga setiap bagian hanya Rp. 3.000,00 (Tiga ribu rupiah), sangat murah untuk sebuah buku How-to- yang lengkap dan ditulis dengan bahasa yang renyah seperti ini.

Sementara itu, buku versi cetak akan diterbitkan kemudian. Gambar di bawah ini adalah sampul depan dan belakang dari buku tersebut. Penasaran dengan bukunya? Ayo silakan ditilik di sini.

 

Sampul depan

 

Sampul belakang

 

Liriomyza sp: Pengorok daun berinang banyak

Lalat Pengorok Daun genus Liriomyza pernah menghebohkan Indonesia dengan serangan-serangan yang fatal pada tanaman sayuran di beberapa daerah, di antaranya Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Utara, Bali, dan Lombok. Empat spesies Liriomyza ditemukan di Indonesia, yaitu L. huidobrensis, L. trifolii, L. katoi, dan L. yasumatsui.

Liriomyza termasuk serangga yang mudah beradaptasi terhadap cekaman lingkungan, misalnya suhu. Itulah sebabnya mereka mempunyai daerah ‘jajahan’ yang cukup luas. Ditambah dengan kisaran inang yang cukup luas, mereka segera berkembang menjadi hama serius pada beberapa tanaman penting. Strategi reproduksi bertipe-r diduga menjadi salah satu modal terbesar dari lalat pengorok ini untuk mudah berkembang dan beradaptasi di alam.

Siklus hidup. Telur lalat membutuhkan waktu sekitar tiga minggu untuk mencapai tahap imago. Telur yang berwarna putih keruh ditanam satu per satu pada epidermis atas atau bawah daun. Larva lalat yang tidak berkaki (apoda) akan muncul 2 – 4 hari kemudian, dan segera membor epidermis untuk masuk ke dalam daging daun. Setelah tiga hari, larva akan berubah menjadi pupa yang berbentuk tong, membulat panjang, dan berwarna coklat muda. Lalat mudah dikenali dari warna tubuhnya cerah, yaitu gabungan warna kuning, hitam, dan putih (lihat gambar).

Liriomyza trifolii (agraria.org)

Cara merusak. Nama ‘leafminer’ atau ‘pengorok daun’ berasal dari cara makan larva pada daging daun, di antara epidermis atas dan bawah daun. Tanda serangan larva lalat pengorok ini cukup khas, yaitu berupa ‘jalur’ korokan berbentuk guratan-guratan berwarna perak. Pada serangan berat, guratan tersebut hampir merata di helaian daun, yang berarti juga mengurangi sel-sel hijau daun. Akibatnya mudah ditebak, tanaman akan sulit tumbuh karena proses fotosintesis terganggu.

Liang korokan Liriomyza (blog.daum.net)

Pengaruh faktor abiotik. Seperti halnya serangga dan organisme pada umumnya, kehidupan lalat pengorok sangat dipengaruhi oleh faktor abiotik. Misalnya, pemupukan nitrogen yang berlebihan pada tanaman akan merangsang lalat pengorok untuk datang pada tanaman, menyerang, dan berkembang biak dengan lebih baik. Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa lalat pengorok ini menunjukkan gejala tahan (resisten) terhadap insektisida. Mereka diduga telah resisten terhadap insektisida golongan hidroklorin, organofosfat, karbamat, dan piretroid. Bahkan, insektisida bifentrin yang digunakan dalam jangka waktu yang cukup singkat sudah mampu memicu berkembangnya koloni lalat pengorok yang lebih tahan daripada tetuanya. Luar biasa!

Musuh alami. Musuh alami lalat pengorok cukup banyak. Misalnya, L. trifolii tercatat mempunyai musuh alami berupa parasitoid dari famili tawon Braconidae, Pteromalidae, dan Eulopidae. Di Indonesia, tercatat 19 jenis parasitoid berasosiasi dengan L. sativae dan enam jenis parasitoid berasosiasi dengan L. huidobrensis.

Larva Liriomyza di dalam lubang korokan (eppo.int)

Catatan: Versi komplit dapat Anda baca di majalah SERANGGA edisi bulan Mei 2011. Silakan tilik di halaman pemesanan untuk melakukan pemesanan edisi tersebut.

Ulat api: Indah tetapi berbahaya!

Jika Anda melihat gambar di bawah ini, maka beberapa dari Anda akan menebak, bahwa inilah Ulat Api! Sesuai dengan namanya, ulat ini sanggup mengakibatkan luka pada kulit yang berasa panas, mirip sensasi terjilat api. Di beberapa negara, misalnya Indonesia, ulat api dikenal sebagai serangga ‘hama’, terutama pada tanaman perkebunan, misalnya kelapa, kelapa sawit, beberapa tanaman buah-buahan (rambutan, mangga, dan sebagainya). Dan, ulat ini ditakuti pula karena dampak sengatannya tersebut. Bagaimana tidak, ulat yang lebih menyukai bagian bawah daun ini sering tidak terlihat dari atas, apalagi beberapa spesies berwarna hijau, mirip warna daun. Dan begitu tangan mencoba untuk meraih buah-buah di antara daun-daun tersebut, maka kemungkinan kulit kita bersentuhan dengan duri-duri beracun ulat ini sangat besar.

Larva Parasa lepida (fact-foundation.com)

Larva Parasa lepida (fact-foundation.com)

Ulat api termasuk ke dalam famili Limacodidae, ordo Lepidoptera (bangsa ngengat). Ulat ini ‘tidak berkaki’ atau apoda, meskipun jika diperhatikan dengan lebih jeli, di bagian ventral tubuhnya terdapat bangunan mirip mangkuk pengisap. Salah satu genus ulat api, yaitu Chalcocelis bertubuh mirip buah kolang-kaling, tanpa satupun duri beracun, berwarna putih kehijau-hijauan, dan tidak berkaki. Itulah sebabnya, genus ini disebut secara umum sebagai Ulat Kolang-kaling. Pupa ulat api berbentuk bulat mirip telur, berwarna coklat tua, dan bertekstur agak keras, dan melekat pada daun. Ngengat berwarna coklat kusam.

Ulat Kolang-kaling (flickriver.com)

Kokon ulat api (backbeyondthent.blogspot.com)

Ngengat Euclea delphinii (americaninsects.net)

Duri ulat api ternyata cukup ampuh menahan serangan dari musuh alami di alam. Beberapa spesies ulat api, misalnya Acharea stimulea sanggup menahan serangan tawon predator Polistes dan beberapa upaya parasitasi oleh beberapa jenis parasitoid. Namun, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa musuh alami yang paling potensial di alam adalah patogen, yang tentunya tidak terpengaruh oleh ada tidaknya duri beracun pada tubuhnya bukan?

Keberadaan beberapa jenis patogen di alam dimanfaatkan oleh para petani untuk mengendalikan ulat api, di samping tentu saja predator berukuran besar, misalnya burung pemakan serangga (insektivora).

Bahasan lebih lengkap dapat diikuti di majalahnya. Selamat menikmati.